Langsung ke konten utama

Seni Tertawa Bersama Raminten Kabaret



Kabaret Show mungkin sebuah pertunjukan baru di Indonesia, apalagi di Yogyakarta. Jika dulu di  tanah Jawa terkenal dengan pertunjukan tradisional seperti Ketoprak, Ludruk, Srimulat, Wayang, Tayuban, Tembang Dolanan, Ebeg, Laisan, Lengger Calun dan lainnya, kini ditampikan seni pertunjukan baru yang mengundang gelak tawa. Dalam sejarahnya, kabaret mulai muncul pada tahun 1965, sementara pada tahun 1912 kabaret diartikan sebagai representasi dari restaurant atau night club.
Raminten Kabaret 


Konten dari pertunjukan Kabaret berbeda-beda. Contohnya, Belanda dan Jerman memasukkan konten dengan muatan politic satire. Di Amerika Serikat memasukkan konten Stand up Comedy, sementara Perancis yang memiliki sejarah tertua cabaret, biasanya melakukan penampilan dengan jumlah penari yang besar. Di Yogyakarta sendiri, Kabaret Show menampilkan seni menyanyi lip-sync yang diperankan oleh Cross Dresser. lagu-lagu yang ditampilkan berbagai macam, ada dangdut, pop Indonesia bahkan lagu-lagu milik artis-asrtis Internasional seperti Lady Gaga, Anggun, juga Beyonce.
Bertempat di Hamzah Batik lantai tiga di pusat wisata Malioboro menjadikan pertunjukan Raminten Kabaret tersebut begitu digemari oleh wisatawan. Banyak wisatawan yang tidak mau melewatkan pertunjukan atraksi para waria di atas pentas meski harus berdesakan dan tidak mendapatkan tempat duduk. Saya salah satunya.
Raminten Kabaret


Saya mengantri untuk mendapatkan tiket sejak jam 17.00 WIB, sementara pertunjukan akan dimulai pada jam 19.00 WIB. Tiket sebenarnya bisa dibeli secara reservasi, namun karena reservasi sudah full booked sampai akhir bulan April, akhirnya saya beli tiket secara on the spot. Harga tiket reservasi dan on the spot berbeda. Untuk reservasi, pengunjung harus merogoh kocek sebesar Rp 90.000 dan untuk VIP RP 150.000, sementara untuk beli tiket secara on the spot, harganya cukup Rp 50.000 dan VIP 60.000. Beda harga, beda pula pelayanan yang didapat. Untuk penonton yang melakukan reservasi lebih dulu, bisa datang pas acara dimulai tanpa harus antri. Tempat duduk juga bisa memilih di depan panggung atau di samping kanan-kiri panggung. Selain itu, Reservasi bisa sekalian mendapat paketan makanan festival. Sementara bagi penonton yang beli tiket secara on the spot, harus pandai-pandai memilih space sisa untuk duduk dan menyaksikan pertunjukan. Harus berdesakan dengan penonton lain dan sedikit kurang nyaman.
Raminten Kabaret


Raminten Kabaret hanya ada pada hari Jum’at dan Sabtu. Pertunjukan berlangsung selama 1,5 jam. Dari jam 19.00-20.30 WIB. Acara dibuka dengan musik keroncong dan gubahan lagu-lagu pop maupun dangdut yang diubah ke musik keroncong, selanjutnya ada pertunjukan tari tradisional selama 10 menit.

Gegap gempita disambut oleh penonton ketika spotlight panggung menyorot Cabaretier.Tampilan yang begitu wah, glamour dan sesuai dengan representasi penyanyi yang diperankan. Tata panggung yang menarik dengan model panggung atas dan bawah membuat Cabaretier memiliki akses bebas untuk menyapa penonton baik yang di depan panggung, maupun yang di bawah. Menonton cabaret ini serasa nonton Ludruk dan Srimulat, sama-sama komedi dan parody hanya saja diperankan oleh Cross Dresser dan melakukan lip sync lagu orang lain. Tidak hanya lucu dan mengibur, eksekusi panggung semacam tata cahaya, Flamethrower, dan smoke Gun layaknya konser akbar turut mendukung penampilan mereka.
Raminten Kabaret

Cabaretier berasal dari beragam latar belakang, ada Mahasiswa, Pekerja Swasta, dan lainnya. Sepanjang saya menyaksikan pertunjukan tersebut, saya sangat mengapresiasi bagaimana persiapan yang telah mereka lakukan. Penampilan selama 1,5 jam berjalan sangat teratur. Persiapan beralih kostum dan lagu dilakukan dengan sangat cepat. Tentu mereka bekerja sangat keras untuk menyusun sebauh parody yang menghibur, termasuk ketika mengeluarkan aksi-aksi lucu, manjat tiang, menyapa penonton, jungkir balik sambil memakai gaun dan menghafalkan setiap lirik agar sesuai dengan gerakan mulut dan ekspresi. Cabaretier harus mempelajari bahasa tubuh, gimmick, aksi panggung, tata rias sampai cara bernyanyi dengan sungguh-sungguh.

Terlepas dari pandangan masyarakat dan agama mengenai mereka, namun yang saya lihat adalah bagaimana kesungguhan pemilik Raminten Kabaret, yakni Hamzah Hendro Sutikno untuk tetap merawat pertunjukan ini untuk sebuah seni.


Komentar

  1. Raminten ... luar biasa. Sekarang dengan Raminten Kabaret, jadi pengen nonton juga. Mereka yang berkecimpung dengan dunia seni yang satu ini memang harus betul-betul total di panggung dan harus minus kesalahan karena ini bukan taping yang bisa ditake berulang-ulang hehe. Salut!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Latihannya bisa sampai satu bulan dan pemain juga benar-benar ikut audisi terlebih dahulu sebelum diterima sebagai cabaretier. Salut aja sama kerja keras mereka

      Hapus
    2. Benar-benar matang. Pertunjukan yang total. Yah semoga nanti bisa menyaksikan sendiri wkwkwkwk.

      Hapus
  2. Hebat eui....
    Rajin men nonton gini. Jogja iki tetep ngirini, yo? Meski wis emoh juga ke sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Efek single, Mbak. Hahahaha, bebas mau eksplore. Masih banyak lagi tempat pengen kukunjungi, tapi minggu depan wes poso 😃

      Hapus
    2. Oh single ... sama donk :p #eh wkwkwkwkwk (colek Kanaz) :p

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuda Kepang, Warisan Budaya Jawa di Selangor

Kuda Kepang atau lebih dikenali dengan sebutan Kuda Lumping di Indonesia juga ada di Selangor. Selain di Selangor, terdapat juga tarian kuda kepang di Johor Bharu. meski berasal dari nenek moyang yang sama, yaitu berasal dari Jawa, namun baik kuda kepang di Johor Bharu maupun kuda kepang di Selangor memiliki perbedaan. Perbedaan yang paling ketara adalah dari ritual-ritual sebelum pelaksanaan tarian Kuda Kepang. kuda-kuda Kepang Menurut sejarah, tarian kuda kepang merupakan tarian untuk memperingati musim panen padi. saat munsim panen, orang-orang berkumpul untuk melakukan tarian ini. Tarian ini menggunakan miniatur kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan dicat dengan warna-warna tertentu. Biasanya dimainkan oleh 12 penari. Bisa juga lebih. Adapun musik pengiringnya adalah Gendang, Gong, Bonang, Saron dan pecut. Beberapa hari yang lalu, saya mendapat kesempatan untuk bisa menyaksikan persembahan tarian kuda kepang di Kampung Haji Dorani, Parit Panjang, Selangor. Wa

Pantai Gesing, Pesona Laut dengan Ombak Menakjubkan

Pantai selatan sememangnya menawarkan keindahan alam yang sangat memesonakan. Deretan pantai dengan debur ombak tinggi, karang laut yang menjulang besar-besar serta perbukitan yang seolah menjadi batas antara pantai dan daratan kota Yogyakarta. Memilih percutian ke daerah Yogyakarta, tidak lengkap jika tidak mengunjungi beberapa deretan pantai selatan daerah Gunung Kidul. Mulai dari yang terkenal, yaitu pantai Parangtritis, Pantai Depok, pantai Timang,   hingga pantai-pantai yang masih baru bagi wisatawan seperti pantai Teras kaca, pantai gesing, pantai Ngobaran dan masih banyak lagi. Salah satu pantai yang pernah saya kunjungi adalah pantai Gesing. Pantai yang terletak di Girikerto, Panggang, Gunung Kidul tersebut menawarkan keindahan pantai yang bisa dilihat dari ketinggian karang, serta lekukan teluk kecil tempat perahu nelayan diparkir. Sekelilingnya adalah hutan hijau yang membentuk tebing-tebing tinggi dan berbatu. Pantai ini satu arah dengan pantai Teras Kac