Bus masih ngetem di pertelon, sebuah pertigaan yang mempertemukan jalur dari Semarang, Pekalongan dan Temanggung. Ngetemnya bisa lama karena aku adalah penumpang pertama yang menaiki Bus reot dengan beberapa lubang di bawah telapak sepatuku. Aku bisa melihat warna hitam aspal di bawah kakiku sendiri. Bus masih harus menunggu penumpang yang baru akan tiba dari arah barat dan timur, dari Pekalongan dan Semarang. Sementara itu, langit sudah menjingga. Gelap siap datang mengganti. Kondektur berteriak-teriak sambil memegang sebatang rokok di sela-sela jarinya. “Terakhir-terakhir!” teriaknya lantang, memberi tahu kepada penumpang yang masih di jalan agar segera bergegas menaiki Bus. setelah ini sudah tidak akan ada Bus lagi menuju Sukorejo. Transportasi selanjutnya digantikan dengan Vannete kecil. Ongkosnya tentu lebih mahal dan jam nunggunya juga lama. Pernah suatu kali aku dari semarang dan turun di weleri saat adzan magrib. Tidak ada angkutan umum lagi, Vannete sekalipun. ...
Banyak Jalan, Banyak Cerita