Langsung ke konten utama

Nge-Blog untuk Apa?



Awal mula mengenali blog pada tahun 2011, saat mulai memegang handphone Blackberry karena sebelumnya baru punya handphone jadul dengan 12 tombol. Dengan handphone Blackberry yang memilki kecepatan browsing menakjubkan, Saya bisa mencari berbagai artikel yang tersedia di internet. Pada saat itu, saya juga kurang mengerti apa maknanya blog, yang saya tahu, saya selalu menemukan alamat blogspot ataupun wordpress setiap kali baca artikel. Iseng-iseng saya mulai mencari tahu tentang blog.

Secara umum, blog merupakan digital personal diary. Semakin ke sini dan semakin canggih media digital, blog semakin berkembang fungsinya. Tidak hanya sebagai personal diary lagi, namun sudah berkembang sebagai media penting untuk melakukan bisnis maupun personal branding. Begitu banyak orang-orang yang bisa membangun bisnis mereka ataupun melejitkan namanya melalui media blog.
Bersama Pipiet Senja di Restaurant Upin-Ipin


Blog sebagai Media Latihan Menulis

Sejak dulu, saya memang menyukai dunia tulis menulis, baik cerpen, sajak maupun hanya sekedar tulisan yang tidak bermakna apapun. Dulu, saat belum memiliki laptop, saya hanya menulis menggunakan buku. dengan telaten saya menuangkan berbagai ide di dalam buku tulis. Pas awal mula memulai blog, saya juga sama seperti kak Tuteh, memiliki banyak sekali nama blog, kalau sebutan teman saya, ternak blog. masih ajang coba-coba, jadi wajar saja. Bahkan tulisan-tulisan yang tersimpan di dalam blog juga tidak jelas Niche-nya. Kadang nulis resep masakan, travel, curhat juga sajak-sajak nggak jelas. Berbagai platform juga saya coba, mulai dari Wordpress, Tumblr, Blogspot, WIX bahkan pernah coba-coba beli domain buat keren-kerenan, namun akhirnya mati juga karena jarang update.

Blog Menambah Pertemanan

Bermula dari nge-blog, saya percaya diri sekali menyebut diri saya sebagai penulis. Namun, dari sebutan penulis (tidak serius) itu saya mulai kenal beberapa penulis yang kerap kali saya baca karyanya. Ada Gol A Gong, Agus Irkham, Pipiet Senja, Habiburrahman El Shirazy, Asma Nadia bahkan Anazkia. Berkumpul bersama orang-orang yang memiliki hobi yang sama ternyata memberi energi baru untuk terus mencintai menulis dan membaca. Bahkan dari blog juga, saya mulai menambah teman-teman baik di Indonesia maupun di Malaysia yang memiliki hobi yang sama.

Blog sebagai Terapi Jiwa

Tentang teori Niche blog di Kelas Blogging Online yang disampaikan oleh Om Bisot, saya tertarik sekali fokus menulis pada pengalaman pribadi seputar cerita perjalanan, kehidupan di perantauan ataupun cerpen yang saya tulis sendiri. Ketika orang-orang sudah beranjak untuk mendapatkan adsense atau iklan di blog masing-masing, saya lebih memilih untuk tetap pada konsep awal blog, yakni sebagai catatan diary.

Dari tulisan-tulisan yang sudah kita posting di blog, suatu saat kita bisa kilas balik pada setiap hal yang sudah kita lakukan. Blog akan sangat berbeda dengan instagram, ketika feedsnya sudah tidak cantik, gambar bisa kita buang atau simpan di archieve. Blog juga akan berbeda dengan facebook, di mana setiap apapun akan dikomentari oleh orang dan mudah dilupakan. Sentuhan jiwa penulis dalam blog akan sangat melekat di ingatan penulis maupun pembaca jika cerita yang kita tulis mengesankan.





Komentar

  1. Ya saya pun demikian kak, lebih ke diary untuk mencatat kegiatan dll, latihan menulis dst. Kalau pun kadang dapat uang dari blog gak serta merta membuat blog menjadi ladang uang hahaha. Trims untuk menuliskannya dengan alur yang santai tapi jelas.

    BalasHapus
  2. Iya Kak, dulu memang ngeblog buat coba-coba, buat cerita-ceriti, haha hihi :D Seperti kata Om Bisot, kalaupun mendapat uang dari blog, bukan berarti langsung aja blog jadi ladang uang :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Tertawa Bersama Raminten Kabaret

Kabaret Show mungkin sebuah pertunjukan baru di Indonesia, apalagi di Yogyakarta. Jika dulu di   tanah Jawa terkenal dengan pertunjukan tradisional seperti Ketoprak, Ludruk, Srimulat, Wayang, Tayuban, Tembang Dolanan, Ebeg, Laisan, Lengger Calun dan lainnya, kini ditampikan seni pertunjukan baru yang mengundang gelak tawa. Dalam sejarahnya, kabaret mulai muncul pada tahun 1965, sementara pada tahun 1912 kabaret diartikan sebagai representasi dari restaurant atau night club . Raminten Kabaret  Konten dari pertunjukan Kabaret berbeda-beda. Contohnya, Belanda dan Jerman memasukkan konten dengan muatan politic satire. Di Amerika Serikat memasukkan konten Stand up Comedy , sementara Perancis yang memiliki sejarah tertua cabaret, biasanya melakukan penampilan dengan jumlah penari yang besar. Di Yogyakarta sendiri, Kabaret Show menampilkan seni menyanyi lip-sync yang diperankan oleh Cross Dresser. lagu-lagu yang ditampilkan berbagai macam, ada dangdut, pop Indonesia b...

Belajar Kaya Dari Anazkia

Sebagian orang memilih untuk berbagi pada saat sudah kaya. Sedang makna kaya sendiri itu relatif. Bisa jadi uang jutaan rupiah masih belum bisa disebut kaya karena di dalam fikirannya masih membayangkan uang milyaran rupiah. Bisa juga definisi kaya adalah saat kita mampu berbagi kepada sesama insan yang membutuhkan dalam keadaan apapun. Saya tidak tahu mau menempatkan diri saya pada definisi yang mana satu. Karena bagi saya sendiri, saya masih belum mampu untuk berbagi seperti yang dilakukan oleh seorang Anazkia. Mengenalinya sejak lima tahun yang lalu karena memiliki kesamaan hobi, yaitu menulis, membuat saya selalu kagum dengan dirinya. Ia sama seperti saya saat itu, yaitu seorang buruh migran yang memiliki hobi menulis. Jika sebagian buruh migran yang merasakan penat dan lelah bekerja memilih untuk mengisi waktu luang dengan Me Time , berbeda sekali dengannya. Ia gigih dan semangat untuk melakukan kegiatan sosial. Kegiatan sosial yang ia lakukan dari jarak jauh adalah men...

Kita Baik-baik Saja, Sampai.....

“Comparison is thief of joy” Theodore Roosevelt Scrolling up and down twitter pada sore ini lagi ramai dibahas mengenai slip gaji. Berapa digit slip gaji yang masuk dalam rekening? Hingga salah satu cuitan dari akun @Edwardsuhadi muncul di timeline dan mengusik perasaan saya. Sebagian tulisannya begini,”Kita baik-baik saja, hepi-hepi aja, damai-damai aja, sampai tiba-tiba melihat ke kiri dan ke kanan”. Kurang lebih maknanya adalah, kehidupan kita akan baik-baik saja jika kita tidak membandingkan dengan orang lain. Membaca tulisan tersebut, relate sekali dengan kehidupan yang sedang dan pernah saya alami, atau bisa jadi dialami oleh semua orang. Pada rentang usia 20-25an, ketika kita begitu semangat mencari jati diri, acapkali kita merasa minder dengan keadaan kita yang berbeda dari yang lainnya, merasa diri serba kekurangan, baik dari segi otak, asmara, skill, karir, keuangan, dan kebahagiaan fisik lainnya. Pada usia tersebut, saya merasa iri melihat teman-teman...