Langsung ke konten utama

Resolusi 2019

2018 baru saja usai menutup tirai. Lembaran baru tahun 2019 baru saja dibuka. Baik-buruknya segala hal yang terjadi pada tahun lalu tetaplah menjadi catatan yang tidak mampu kita ubah. Kita hanya mampu meminta maaf pada Tuhan yang menciptakan kita, meminta maaf pada diri sendiri dan meminta maaf pada alam semesta. Tak lupa, kita juga harus berterimakasih pada segala yang pernah terjadi pada tahun lalu.

Membuat resolusi di tahun baru bukanlah sesuatu yang harus. Namun bagi orang yang masih memiliki harapan akan kehidupan yang lebih baik pada tahun ini, membuat resolusi bisa dilakukan. Ini adalah resolusi secara garis besar yang harus aku lakukan.

1. Konsisten membuat jurnal

Jurnal sangat penting untuk bisa mengatur kehidupan harian kita. Membantu fikiran kita lebih teratur dan bisa mengurangi stress. Tanpa menuangkan segala ide yang akan kita lakukan dalam jurnal membuat kita merasa tertekan akan segala pekerjaan yang baru akan dilakukan berbanding fokus pada apa yang sedang dilakukan saat ini.

Beberapa praktisi psikologi selalu menuturkan agar kita bisa mendiamkan fikiran, karena lelah fisik, sebenarnya bisa diatasi dengan istirahat, namun lelah fikiran hanya bisa diatasi dengan mendiamkan fikiran.

Sayangnya, di dunia yang selalu menuntut semuanya serba cepat, mendiamkan fikiran menjadi hal yang sangat susah. Perlu latihan banyak kali. salah satunya dengan tetap fokus pada apa yang sedang dilakukan.

2. TAP

Semoga di tahun ini bisa mengajukan Tugas Akhir Program kuliah, nilai IPK cukup 2.0, dan bisa wisuda tahun depan. Kuliah kadang bisa jadi beban jika tidak terfokus.

3. Renew Passport

Februari 2020, Passport mati. Aku harus memperbarui 6 bulan sebelumnya. Selain itu, visa kerjaku mati bulan Maret  jika majikan lama masih bisa meminjamkan namanya untuk kerja lagi, sepertinya akan aman-aman saja sampai tahun depannya lagi. Niatku, 2021 bulan Maret aku berhenti bekerja di Malaysia dan menyongsong kehidupan baru di Indonesia dengan menikah atau berkarir di sana.

4. Travel

Ada dua tempat yang mau aku kunjungi dalam tahun ini. Pertama, aku ingin pulang kampung saat lebaran selama dua minggu. 3 hari sebelum lebaran, dan 12 hari setelah lebaran.  Kedua, aku mau solo backpacking ke Bangkok.

4. Beli produk

Salah satu goal yang ingin saya capai dalam keuangan adalah beli motor dan sepetak tanah. Atau membuat usaha bareng kakak untuk mendirikan ternak ayam.

5. Religion

Dalam hal agama, hal yang paling ingin saya capai adalah sholat 5 waktu. Puasa senin dan kamis. Bisa khatam Alqur'an pada Desember 2019

6. Friendship

Mau menyempatkan waktu sebulan sekali untuk bertemu teman dan ngajak mereka ngopi bareng. Ikut arisan bareng Uni Rita sampai bulan Mei. Kalau bisa ketemu jodoh yang serius.

7. Buku

Harus lebih banyak menbaca buku, minimal 1 bulan satu buku, target 4 buku atau 2 buku. Terbit beberapa antologi baik puisi maupun artikel. Menyelesaikan buletin yang masih perlu dua edisi lagi dan konsisten menulis blog.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Tertawa Bersama Raminten Kabaret

Kabaret Show mungkin sebuah pertunjukan baru di Indonesia, apalagi di Yogyakarta. Jika dulu di   tanah Jawa terkenal dengan pertunjukan tradisional seperti Ketoprak, Ludruk, Srimulat, Wayang, Tayuban, Tembang Dolanan, Ebeg, Laisan, Lengger Calun dan lainnya, kini ditampikan seni pertunjukan baru yang mengundang gelak tawa. Dalam sejarahnya, kabaret mulai muncul pada tahun 1965, sementara pada tahun 1912 kabaret diartikan sebagai representasi dari restaurant atau night club . Raminten Kabaret  Konten dari pertunjukan Kabaret berbeda-beda. Contohnya, Belanda dan Jerman memasukkan konten dengan muatan politic satire. Di Amerika Serikat memasukkan konten Stand up Comedy , sementara Perancis yang memiliki sejarah tertua cabaret, biasanya melakukan penampilan dengan jumlah penari yang besar. Di Yogyakarta sendiri, Kabaret Show menampilkan seni menyanyi lip-sync yang diperankan oleh Cross Dresser. lagu-lagu yang ditampilkan berbagai macam, ada dangdut, pop Indonesia b...

Belajar Kaya Dari Anazkia

Sebagian orang memilih untuk berbagi pada saat sudah kaya. Sedang makna kaya sendiri itu relatif. Bisa jadi uang jutaan rupiah masih belum bisa disebut kaya karena di dalam fikirannya masih membayangkan uang milyaran rupiah. Bisa juga definisi kaya adalah saat kita mampu berbagi kepada sesama insan yang membutuhkan dalam keadaan apapun. Saya tidak tahu mau menempatkan diri saya pada definisi yang mana satu. Karena bagi saya sendiri, saya masih belum mampu untuk berbagi seperti yang dilakukan oleh seorang Anazkia. Mengenalinya sejak lima tahun yang lalu karena memiliki kesamaan hobi, yaitu menulis, membuat saya selalu kagum dengan dirinya. Ia sama seperti saya saat itu, yaitu seorang buruh migran yang memiliki hobi menulis. Jika sebagian buruh migran yang merasakan penat dan lelah bekerja memilih untuk mengisi waktu luang dengan Me Time , berbeda sekali dengannya. Ia gigih dan semangat untuk melakukan kegiatan sosial. Kegiatan sosial yang ia lakukan dari jarak jauh adalah men...

Kita Baik-baik Saja, Sampai.....

“Comparison is thief of joy” Theodore Roosevelt Scrolling up and down twitter pada sore ini lagi ramai dibahas mengenai slip gaji. Berapa digit slip gaji yang masuk dalam rekening? Hingga salah satu cuitan dari akun @Edwardsuhadi muncul di timeline dan mengusik perasaan saya. Sebagian tulisannya begini,”Kita baik-baik saja, hepi-hepi aja, damai-damai aja, sampai tiba-tiba melihat ke kiri dan ke kanan”. Kurang lebih maknanya adalah, kehidupan kita akan baik-baik saja jika kita tidak membandingkan dengan orang lain. Membaca tulisan tersebut, relate sekali dengan kehidupan yang sedang dan pernah saya alami, atau bisa jadi dialami oleh semua orang. Pada rentang usia 20-25an, ketika kita begitu semangat mencari jati diri, acapkali kita merasa minder dengan keadaan kita yang berbeda dari yang lainnya, merasa diri serba kekurangan, baik dari segi otak, asmara, skill, karir, keuangan, dan kebahagiaan fisik lainnya. Pada usia tersebut, saya merasa iri melihat teman-teman...