Langsung ke konten utama

Lima Hal Yang Dipelajari di Usia 28 Tahun

Pic from Pinterest


Hidup adalah proses berkembang yang dilakukan di setiap detik, menit, jam hingga hari bergulir. Proses yang harus dijalani dengan terpaksa maupun hati lapang. Sering kali ketika terhimpit sebuah permasalahan, selalu berfikir, kenapa hidup harus tidak adil ? kenapa harus dilahirkan ke dunia jika sengsara hanya badan sendiri yang menanggung ?

Seperti sebuah jalan yang memiliki simpang, begitu juga jalan hidup. Banyak sekali simpang jalan yang membuat kita harus memilih, manakah jalan yang paling tepat ? manakah jalan yang memiliki resiko tertinggi ? pahit manis kehidupan seperti campuran aneka bumbu dalam masakan. Jika hanya diisi garam, maka hidup terlalu asin, perlu penyeimbang gula dan asam agar seimbang. Pun dengan kebahagiaan. Jika kita memilih untuk bahagia terus, maka kita akan kehilangan rasa empati. Jika kita memilih kesedihan terus menerus, yang timbul hanyalah pesimis dan putus harapan akan hidup.

Melewati quarter life krisis tentu bukan hal yang mudah. Keadaaan di mana kita belum punya kestabilan hidup, namun harus berani mengambil tindakan dengan resiko apapun. Banyak keterbatasan yang menghalangi, ekonomi, kesempatan, kemauan dan juga pengetahuan. keterbatasan tersebut yang memiliki pengaruh besar terhadap posisi kita saat ini.

Melewati usia 28 tahun, apa yang saya pelajari ?

Pinterest


1. Semakin bersyukur


Setelah melewati perjalanan panjang selama bertahun-tahun, saya sangat bersyukur. Badai kehidupan yang ada di hadapan saya, mampu saya hadapi dan selesai. Sepahit apapun kehidupan yang terlewati, jauh lebih banyak kenikmatan yang bisa disyukuri. Tuhan berfirman denegan penuh kepastian, “Setiap ada kesusahan, selalu bersamaan dengan kemudahan”, Tuhan juga berfiman, “Barang siapa yang bersyukur, maka akan dilipatgandakan kenikmatannya”

2. Mengurangi Untuk Membandingkan Diri


Setiap orang yang terlahir ke dunia ini sudah membawa nasibnya sendiri. Porsi rejeki, porsi kebahagiaan, jodoh, kesuksesan, gagal, bahkan kematian. Ibarat kata, ketika Tuhan melimpahkan 100% takdir setiap manusia, hanya saja penyebarannya yang tidak sama. Ada yang dilebihkan dalam harta, namun diberi kekurangan berupa sakit atau kekurangan lainnya. Ada yang kekurangan harta, namun dilebihkan rasa bahagia dalam kesederhanaan. Begitu juga dengan kesuksesan, ada yang mencapai kesuksesan di usia muda, namun ada juga yang diberi kesuksesan setelah tua.
Pinterest


3. Mandiri Financial


Sekolah menengah Atas seperti menjadi penanda bahwa di usia tersebut, sudah seharusnya kita keluar dari penjagaan financial oleh orangtua. Di usia tersebut, sudah seharusnya kita belajar untuk mencari uang sendiri dengan bekerja. Menggali potensi diri untuk terus dikembangkan. Saat sudah mencapai kemandirian financial, kita bisa turut serta membantu ekonomi keluarga.

4. Asmara Tidak melulu Pacaran Atau Pernikahan

Umumnya, di usia tertentu, setiap manusia mengalami fase-fase untuk jatuh cinta. Jatuh cinta pada lawan jenis. Melakukan pendekatan dan pacaran. Setelah proses pengenalan dan merasa siap untuk memasuki jenjang pernikahan, maka prosesi pernikahan dilaksanakan. Tak jarang juga proses pernikahan harus berhenti di tengah jalan dan berakhir pada sebuah perceraian. Lalu, bagaimana jika tidak melalui semua hal tentang hubungan lain jenis? Asmara tidak melulu soal pacaran dan pernikahan, adakalanya memiliki asmara pada diri sendiri jauh lebih penting. Mencintai diri sendiri, self love adalah hal yang sangat penting untuk bisa merasai hidup yang utuh.

5. Bijak Menilai Hidup

Seiring perjalanan waktu dan kedewasaan berfikir, kita akan menemui titik ‘pasrah’ dan menerima. Pasrah, dalam artian menerima segala hal yang hadir dengan kesadaran jiwa. Menerima perbedaan cara berfikir, menerima karakter orang lain yang berbeda, menerima setiap kebahagiaan dan kesusahan yang hadir dan sebagainya. Jiwa kita ada dan hidup untuk menemani perjalanan raga sampai batas waktu yang telah Tuhan tentukan, sehingga kita bisa merasai bagaimana hidup yang sebenarnya.



Komentar

  1. Weh, Des....
    Iki tulisanmu wis koyo tulisan-tulisan di hipwe. Apik!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Tertawa Bersama Raminten Kabaret

Kabaret Show mungkin sebuah pertunjukan baru di Indonesia, apalagi di Yogyakarta. Jika dulu di   tanah Jawa terkenal dengan pertunjukan tradisional seperti Ketoprak, Ludruk, Srimulat, Wayang, Tayuban, Tembang Dolanan, Ebeg, Laisan, Lengger Calun dan lainnya, kini ditampikan seni pertunjukan baru yang mengundang gelak tawa. Dalam sejarahnya, kabaret mulai muncul pada tahun 1965, sementara pada tahun 1912 kabaret diartikan sebagai representasi dari restaurant atau night club . Raminten Kabaret  Konten dari pertunjukan Kabaret berbeda-beda. Contohnya, Belanda dan Jerman memasukkan konten dengan muatan politic satire. Di Amerika Serikat memasukkan konten Stand up Comedy , sementara Perancis yang memiliki sejarah tertua cabaret, biasanya melakukan penampilan dengan jumlah penari yang besar. Di Yogyakarta sendiri, Kabaret Show menampilkan seni menyanyi lip-sync yang diperankan oleh Cross Dresser. lagu-lagu yang ditampilkan berbagai macam, ada dangdut, pop Indonesia b...

Belajar Kaya Dari Anazkia

Sebagian orang memilih untuk berbagi pada saat sudah kaya. Sedang makna kaya sendiri itu relatif. Bisa jadi uang jutaan rupiah masih belum bisa disebut kaya karena di dalam fikirannya masih membayangkan uang milyaran rupiah. Bisa juga definisi kaya adalah saat kita mampu berbagi kepada sesama insan yang membutuhkan dalam keadaan apapun. Saya tidak tahu mau menempatkan diri saya pada definisi yang mana satu. Karena bagi saya sendiri, saya masih belum mampu untuk berbagi seperti yang dilakukan oleh seorang Anazkia. Mengenalinya sejak lima tahun yang lalu karena memiliki kesamaan hobi, yaitu menulis, membuat saya selalu kagum dengan dirinya. Ia sama seperti saya saat itu, yaitu seorang buruh migran yang memiliki hobi menulis. Jika sebagian buruh migran yang merasakan penat dan lelah bekerja memilih untuk mengisi waktu luang dengan Me Time , berbeda sekali dengannya. Ia gigih dan semangat untuk melakukan kegiatan sosial. Kegiatan sosial yang ia lakukan dari jarak jauh adalah men...

Kita Baik-baik Saja, Sampai.....

“Comparison is thief of joy” Theodore Roosevelt Scrolling up and down twitter pada sore ini lagi ramai dibahas mengenai slip gaji. Berapa digit slip gaji yang masuk dalam rekening? Hingga salah satu cuitan dari akun @Edwardsuhadi muncul di timeline dan mengusik perasaan saya. Sebagian tulisannya begini,”Kita baik-baik saja, hepi-hepi aja, damai-damai aja, sampai tiba-tiba melihat ke kiri dan ke kanan”. Kurang lebih maknanya adalah, kehidupan kita akan baik-baik saja jika kita tidak membandingkan dengan orang lain. Membaca tulisan tersebut, relate sekali dengan kehidupan yang sedang dan pernah saya alami, atau bisa jadi dialami oleh semua orang. Pada rentang usia 20-25an, ketika kita begitu semangat mencari jati diri, acapkali kita merasa minder dengan keadaan kita yang berbeda dari yang lainnya, merasa diri serba kekurangan, baik dari segi otak, asmara, skill, karir, keuangan, dan kebahagiaan fisik lainnya. Pada usia tersebut, saya merasa iri melihat teman-teman...